BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan perkembangan pendidikan di Indonesia maka paradigma tenaga
kependidikan pun sudah seharusnya mengalami perubahan pula, khususnya yang
berkaitan dengan supervisi atau kepengawasan pendidikan ini. Dari paradigma
lama dapat dipahami bahwa pengawasan cenderung bersifat otokratis, mencari-cari
kesalahan atau kelemahan orang lain dan berorientasi pada kekuasaan. Pengertian
pengawasan seperti ini sering disebut inspeksi atau memeriksa, orang yang
melakukan pemeriksaan itu sendiri disebut inspektur. Perubahan demi perubahan
telah dialami. Pengaruh-pengaruh barat mulai masuk, sehingga pengertian
pengawasan dalam pendidikan dirubah menjadi “supervisi” yang maksudnya hampir
sama dengan inspeksi tapi istilah supervisi memiliki arti yang lebih luas dan
demokratis, tidak hanya melihat apakah kepala sekolah, guru, dan para pegawai
sekolah telah melakukan tugas dan kegiatan sesuai dengan pedoman yang ada, akan
tetapi juga berusaha mencari jalan keluar bagaimana cara memperbaikinya. Dengan
paradigma baru ini diharapkan para pendidik dan para supervisor dapat menjalin
kerjasama yang lebih harmonis dalam rangka mengemban tugas-tugas kependidikan
yang dibebankan kepada diri masing-masing.
Supervisi pendidikan atau yang lebih
dikenal dengan pengawasan pendidikan memiliki konsep dasar yang saling
berhubungan. Dalam konsep dasar supervisi pendidikan dijelaskan beberapa
dasar-dasar tentang konsep supervisi pendidikan itu sendiri. Pendidikan berbeda
dengan mengajar, pendidikan adalah suatu proses pendewasaan yang dilakukan oleh
seorang pendidik kepada peserta didik dengan memberikan stimulus positif yang
mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan pengajaran hanya
mencakup kognitif saja artinya pengajaran adalah suatu proses pentransferan
ilmu pengetahuan tanpa membentuk sikap dan kreatifitas peserta didik. Oleh
karena itu, pendidikan haruslah diawasi atau disupervisi oleh supervisor yang
dapat disebut sebagai kepala sekolah dan pengawas-pengawas lain yang ada di
departemen pendidikan. Pengawasan di sini adalah pengawasan yang bertujuan
untuk meningkatkan kinerja para pendidik dan pegawai sekolah lainnya dengan
cara memberikan pengarahan-pengarahan yang baik dan bimbingan serta masukan tentang
cara atau metode mendidik yang baik dan professional. Dalam perkembangannya
supervisi pendidikan memberikan pengaruh yang baik pada perkembangan pendidikan
di Indonesia sehingga para pendidik memiliki kemampuan mendidik yang kreatif,
aktif, efektif dan inovatif. Dan dengan adanya mata kuliah supervisi pendidikan
pada institusi yang bergerak dalam bidang pendidikan akan lebih menunjang para
mahasiswa untuk mengetahui bagaimana mengawasi atau mensupervisi pada
pendidikan yang baik.
Berdasarkan latar belakang makalah diatas, maka
permasalahan yang akan dibahas yaitu:
1. Bagaimana
pengertian dari supervisi pendidikan?
2. Apa saja
tujuan dari supervisi pendidikan?
3. Siapa yang
menjadi sasaran dalam supervisi pendidikan?
4. Apa saja
fungsi dari supervisi pendidikan?
5. Bagaimana
ruang lingkup dan teknik dari supervisi pendidikan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui
tentang pengertian supervisi pendidikan.
2. Mengetahui
tujuan supervisi pendidikan.
3. Mengetahui
sasaran dalam supervisi pendidikan.
4. Mengetahui
fungsi dari supervisi pendidikan.
5. Mengetahui
ruang lingkup dan teknik dari supervisi pendidikan.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Guna
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa mengenai supervisi
pendidikan.
2. Dapat
bermanfaat dan memberikan informasi tentang bagaimana proses penanganan dan
penyelesaian masalah mengenai pendidikan sekarang ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Supervisi Pendidikan
Secara morfologis Supervisi
berasalah dari dua kata bahasa Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision
berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan,
dan penilikan, dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh atasan –orang yang
berposisi diatas, pimpinan-- terhadap hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi
juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih human, manusiawi. Kegiatan
supervise bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur
pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui
kekurangannya (bukan semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian
yang perlu diperbaiki.
Secara sematik Supervisi
pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah
perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan
belajar dan belajar pada khususnya.
Good Carter memberi pengertian supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah
dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran,
termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru
dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode
mengajar dan evaluasi pengajaran.
Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha menstimulir,
mengkoordinir dan membimbing secarr kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah
baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih
efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat
menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara kontinyu, serta
mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi modern.
Wilem Mantja (2007) mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan
untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada dua tujuan (tujuan ganda)
yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu; perbaikan (guru murid) dan
peningkatan mutu pendidikan
Ross L (1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kapada guru-guru
yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
Menurut Purwanto (1987),
supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Dari uraian definisi supervisi
diatas, maka dapat dipahami para pakar menguraikan defenisi supervisi dari tinjauan yg berbeda-beda.God Carter
melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan mengajar, Boardman.
Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm masyarakat
modern. Willem Mantja memandang supervisi sebagai kegiatan untuk perbaikan
(guru murid) dan peningkatan mutu pendidikan. Ross L memandang supervise
sebagai pelayanan kepada guru-guru
yang bertujuan menghasilkan perbaikan. Sedangkan Purwanto (1987) memandang
sebagai pembinaan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan
pekerjaan secara efektif.
B. Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi pendidikan adalah
perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total, ini berarti
bahwa tujuan supervisi pendidikan tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar
guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru termasuk di dalamnya
pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar,
peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian bimbingan
dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode
mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi pengajaran.
Supervisi yang baik mengarahkan perhatiannya pada dasar-dasar pendidikan dan
cara-cara belajar serta perkembangannya dalam pencapaian tujuan umum
pendidikan. Fokusnya bukan pada seorang atau sekelompok orang, akan tetapi
semua orang seperti guru-guru, para pegawai, dan kepala sekolah lainnya adalah
teman sekerja yang sama-sama bertujuan mengembangkan situasi yang memungkinkan
terciptanya kegiatan belajar mengajar yang baik.
Secara nasional tujuan konkrit dari
supervisi pendidikan adalah:
1. Membantu
guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan
2. Membantu
guru dalam membimbing pengalaman belajar murid.
3. Membantu
guru dalam menggunakan alat pelajaran modern.
4. Membantu
guru dalam menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
5. Membantu
guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar.
6. Membantu
guru dalam memenuhi kebutuhan belajar murid.
7. Membantu
guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan
pribadi dan jabatan mereka.
8. Membantu
guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang
diperolehnya.
9. Membantu
guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara
menggunakan sumber-sumber yang berasal dari masyarakat.
10. Membantu guru-guru agar waktu dan
tenaganya tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan sekolah.
C. Sasaran
Supervisi Pendidikan
Sebetulnya apabila dicermati secara
rinci, kegiatan supervisi yang sesuai dengan sasarannya dapat dibedakan menjadi
dua yaitu: supervisi akademik, supervisi ini lebih menitikberatkan pengamatan
pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam
proses belajar mengajar. Dan yang kedua adalah supervisi administrasi, yang
lebih menitikberatkan pengamatan pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi
sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran. Di samping dua macam supervisi
yang disebut dengan objeknya atau sasarannya, ada lagi supervisi yang lebih
luas yaitu supervisi lembaga dan akreditasi. Yang membedakan antara kedua hal
tersebut adalah pelaku dan waktu dilaksanakannya. Supervisi lembaga dilakukan
oleh orang yang ada di dalam lembaga yaitu kepala sekolah dan dari luar lembaga
yaitu pengawas secara terus menerus, sedangkan supervisi akreditasi dilakukan
oleh tim dari luar hanya dalam waktu-waktu tertentu. Tujuannya sama yaitu
meningkatkan kualitas lembaga baik parsial maupun keseluruhan. Dengan kata lain
yang menjadi sasaran atau objek supervisi akademik, supervisi administrasi,
supervisi lembaga, dan supervisi akreditasi adalah sama yaitu meningkatkan
kualitas lembaga, tetapi lingkup dan harapan tentang kualitasnya berbeda
D. Fungsi
Supervisi Pendidikan
Secara garis besar fungsi supervisi
dapat dikelompokkan dalam tiga bidang yaitu kepemimpinan, kepengawasan dan
pelaksana. Fungsi kepemimpinan melekat pada seorang supervisor karena dia
adalah pemimpin. Begitu pula pengawas yang tugas pokoknya melakukan pengawasan.
Sedangkan fungsi pelaksana terdapat pada supervisor, karena ia adalah para
pelaksana di lapangan yang dalam istilah bakunya adalah pejabat fungsional,
sama halnya dengan guru dan kepala sekolah.
Rincian dalam fungsi kepemimpinan,
seorang supervisor hendaknya melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
a. Meningkatkan
semangat kerja kepala sekolah, guru dan staf sekolah yang berada di bawah
tanggung jawab dan kewenangannya.
b. Mendorong
aktifitas dan kreatifitas serta dedikasi seluruh personil sekolah.
c. Mendorong
terciptanya suasana kondusif di dalam dan di luar lingkungan sekolah.
d. Menampung,
melayani dan mengakomodir segala macam keluhan aparat kependidikan disekolah
tersebut dan berusaha membantu pemecahannya.
e. Membantu
mengembangkan kerja sama dan kemitraan kerja dengan semua unsur terkait.
f. Membantu
mengembangkan kegiatan intra dan ekstra kurikuler di sekolah.
g. Membimbing
dan mengarahkan seluruh personil sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dan pengajaran pada sekolah tersebut.
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan, supervisor
hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
a. Mengamati
dengan sungguh-sungguh pelaksanaan tugas kepala sekolah, guru dan seluruh staf
sekolah diketahui dengan jelas tugas yang dilaksanakan itu sesuai dengan
rencana atau tidak.
b. Memantau
perkembangan pendidikan di sekolah yang menjadi tanggung jawab dan
kewarganegaraannya termasuk belajar siswa pada sekolah yang bersangkutan.
c. Mengawasi
pelaksanaan administrasi sekolah secara keseluruhan yang didalamnya terdapat
administrasi personil, materil, kurikulum dsb.
d. Mengendalikan
penggunaan dan pendistribusian serta pengelolaan sarana dan prasarana
pendidikan yang ada di sekolah tersebut.
Dalam melaksanakan fungsi pelaksana, seorang
supervisor hendaknya memperhatikan kegiatan-kegiatan berikut:
a. Melaksanakan
tugas-tugas supervisi/pengawasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Mengamankan
berbagai kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
c. Melaporkan
hasil supervisi/pengawasan kepada pejabat yang berwenang untuk dianalisis dan
ditindaklanjuti
E. Ruang Lingkup Dan Teknik Supervisi Pendidikan
Dalam dunia pendidikan terdapat tiga
unsur pokok yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya unsur-unsur yang
dimaksud adalah personal, material dan operasional, oleh sebab itu ruang
supervisi pendidikan pun mencakup ketiga unsur tersebut yang bila dijabarkan
sebagai berikut:
1. Unsur Personal
Lingkup pertama dalam supervisi
pendidikan adalah para personal dalam sekolah yang disupervisi, para personal
yang dimaksud adalah Kepala Sekolah, pegawai tata usaha, guru, siswa.
a. Kepala
Sekolah
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap kepala
sekolah yaitu:
o Masalah
jalannya pendidikan dan pengajaran
o Masalah
program pendidikan dan pengajaran disekolah
o Masalah
kepemimpinan kepala sekolah
o Masalah
administrasi sekolah
o Masalah
kerja sama sekolah lain dan instansi terkait lainnya
o Masalah
kebijaksanaan sekolah yang menyangkut kegiatan intra dan ekstra kurikuler
o Masalah BP3
dan POMG dan lain -lain
b. Pegawai Tata
Usaha
Hal-hal
pokok yang perlu disupervisi terhadap tata usaha sekolah dan seluruh stafnya
antara lain:
o Masalah
administrasi sekolah
o Masalah data
dan statistik sekolah
o Masalah
pembukuan
o Masalah
surat menyurat dan kearsipan
o Masalah
rumah tangga sekolah
o Masalah
pelayanan terhadap kepala sekolah, guru dan siswa
o Masalah
laporan sekolah dan lain –lain
c. Guru
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap guru
antara lain:
o Masalah
wawasan dan kemampuan
o Masalah
kehadiran dan aktivitas guru
o Masalah
persiapan mengajar guru, mulai dari penyusunan analisis materi pelajaran,
program tahunan, program semester, program satuan pelajaran sampai dengan
persiapan mengajar harian atau perencanaan pengajaran
o Masalah
pencapaian target kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler
o Masalah
kerjasama guru dengan siswa, dengan sesama guru, dengan tata usaha dan dengan
kepala sekolah
o Masalah tri
pusat pendidikan yang terdiri atas sekolah, keluarga dan masyarakat
o Masalah
kemampuan belajar siswa
d. Siswa
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap siswa
antara lain:
o Motivasi
belajar siswa
o Tingkat
kesulitan yang dialami siswa
o Keterlibatan
siswa dalam berbagai kegiatan intra dan ekstra kurikuler
o Pengembangan
organisasi siswa
o Sikap guru
dan kepala sekolah terhadap siswa
o Keterlibatan
orang tua siswa dalam berbagai kegiatan sekolah
o Kesempatan
memperoleh pelayanan secara prima dari sekolah
2. Unsur Material
Hal-hal
pokok yang perlu disupervisi terhadap material dan sarana fisik lainnya :
a.
Ketersediaan
ruangan untuk perpustakaan, labolaturium, ruang praktek ibadah, aula dan
lain-lain
b.
Pengelolaan
dan perawatan terhadap fasilitas tersebut
c.
Pemanfaatan
buku-buku teks pokok dan buku-buku penunjang
d.
Pemanfaatan
dan perawatan alat-alat kesenian dan sebagainya
3. Unsur Operasional
Hal-hal yang
perlu disupervisi dari unsur operasional antara lain:
a.
Masalah yang
berkaitan dengan teknik edukatif, yang mencakup:
o Kurikulum
o Proses
belajar mengajar
o Evaluasi/penilaian
o Kegiatan
ekstra kurikuler
b.
Masalah yang
berkaitan dengan teknik administrasi, mencakup:
o Administrasi
personal
o Administrasi
material
o Administrasi
kurikulum dan sebagainya
c.
Masalah yang
berkaitan dengan koordinasi dan kerjasama, mencakup:
o Sekolah
dengan keluarga dan masyarakat
o Sekolah
dengan sekolah-sekolah lainnya
o Sekolah
dengan lembaga swadaya masyarakat
o Sekolah
dengan organisasi kepemudaan
o Sekolah
dengan instansi pemerintah terkait
Teknik-teknik Supervisi Pendidikan. Tugas pengawas
satuan pendidikan ketika melaksanakan tugas pengawasannya, haruslah memahami
metode dan teknik supervisi akademik agar kegiatan supervisi dapat dilaksanakan
dengan baik dan hasil pembinaannya mencapai tujuan pembinaan.
Ada beberapa metode dan teknik supervise yang dapat
dilakukan pengawas. Metode-metode tersebut dibedakan antara yang bersifat
individual dan kelompok.
a. Teknik
Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi
yang diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat
perorangan. Supervisor atau pengawas hanya berhadapan seorang guru yang
dipandang memiliki persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi yang
dikelompokkan sebagai teknik individual meliputi: kunjungan kelas, observasi
kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan menilai diri sendiri.
b. Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara
melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih.
Guru-guru yang diduga sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau
kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan
menjadi satu/bersama-sama. Kemudian pada kelompok ini diberikan layanan
supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang dihadapi. Teknik
supervisi kelompok ada beberapa diantaranya adalah: Kepanitiaan-kepanitiaan,
Kerja kelompok, Laboratorium kurikulum, Baca terpimpin, Demonstrasi
pembelajaran, Darmawisata, Diskusi panel, Organisasi professional, Pertemuan
guru, Lokakarya atau konferensi kelompok.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa supervisi mengandung arti yang luas dan demokratis, dengan
paradigma baru yang tidak hanya melihat kinerja kepala sekolah guru dan pegawai
sekolah saja akan tetapi juga mencari jalan keluar apabila terjadi permasalahan.
Para supevisor berkewajiban memberi bimbingan, pembinaan dan petunjuk-petunjuk
yang diperlukan, hubungan antara pengawas dengan yang diawasi lebih bersifat
kemitraan, hubungan komunikasi pun tidak lagi one way traffic tetapi menjadi
two way traffic.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini
referensi yang digunakan sudah cukup namun apabila akan menggunakan referensi
yang lebih banyak lagi itu akan lebih baik. Waktu yang diberikan tergolong
singkat untuk pembuatan sebuah makalah sehingga untuk pembuatan makalah
selanjutnya disarankan untuk menggunakan referensi dan waktu yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim. (2003). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Sergiovanni,
http://mohamad-haris.blogspot.com/2011/10/konsep-dasar-supervisi-pendidikan.html
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat, karunia serta Ridha-Nya, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah tentang ”Supervisi Pendidikan”. Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah supervisi pendidikan. makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi yang kemudian bermamfaat
bagi kita.
Selama mengerjakan tugas makalah
ini, Saya telah banyak menerima bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak.
Maka pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya
kepada:
1. Dosen pembimbing yang telah memberikan kami pengarahan, nasihat dalam
pembuatan makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ini.
3. Rekan-rekan serta semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu
persatu yang telah membantu penyusun dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap karya
tulis ini dapat berguna dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Penyusun
mengharapkan kritik dan saran untuk kemajuan di masa-masa mendatang. Atas
perhatiannya penyusun ucapkan terima kasih.
Kendari,
April 2012
Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir
0 Responses So Far: