PropellerAds

Perhitungan Cepat Pemilihan Legeslatif Muba Terbaru


http://www.detik.com/

Untuk melihat hasil perhitungan cepat/Quick Count Pemilihan Calon Legeslatif DPRD Kabupaten Musi Banyuasin, dan DPRD Provinsi Sumatera Selatan selengkapnya dapat anda buka pada Link di bawah ini.



Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir

Quick Count Pil Lek Kab. Muba Terbaru


http://www.detik.com/

Untuk melihat hasil perhitungan cepat/Quick Count Pemilihan Calon Legeslatif DPRD Kabupaten Musi Banyuasin, dan DPRD Provinsi Sumatera Selatan selengkapnya dapat anda buka pada Link di bawah ini.




Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir

Atur Uang Anda Sekarang!


Untuk menciptakan masakan yang lezat, koki harus punya resep yang mumpuni dan kemampuan meracik bumbu maupun bahan baku.

Hal yang sama rupanya bisa juga diberlakukan untuk keuangan pribadi Anda. Itulah yang ingin dibagi Eko Endarto, RFA, dalam bukunya Koki Duit – 10 Resep Menguasai dan Mengolah Keuangan.

Penasaran? Simak saja resepnya berikut ini.
  • Cukup dan Mencukupkan. Hitung pengeluaran Anda untuk menentukan 'angka cukup,' lalu bagi penghasilan seperti ini: 75% untuk angka cukup dan 25% sisanya disisihkan. Lakukan ini walau gaji Anda meningkat. Keberhasilan keuangan bukan dari banyaknya uang, tetapi, bagaimana mencukupkannya.
  • Mulai dari Dalam. Kebanyakan orang memilih pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan. Tidak salah, tetapi mengapa tidak mencoba membenahi pengelolaan keuangan dari dalam terlebih dahulu lewat skala prioritas, sesuai proporsi. Jangan lupa pula awasi pengeluaran tak terencana.
  • Bukan Berapa, tetapi Apa. Belanja kebutuhan, bukan keinginan. Jadi betapa pun besarnya diskon, tanyakan apakah Anda membutuhkan barang tersebut. Belanja barang murah memang penghematan, tetapi penghematan yang tak bermanfaat adalah kesalahan.
  • Utang Pengurang Kekayaan. Berutang ternyata tak menambah kekayaan, tetapi justru menguranginya. Itu karena ada biaya tambahan, seperti suku bunga. Selain itu, juga dapat membuat kita kehilangan aset lain yang dijadikan jaminan.
  • Fokus ke Jumlah, Jangan ke Persentase. Dalam berutang, kita pasti dikenakan suku bunga yang dinyatakan dalam persentase. Hati-hati, persentase dapat menipu. Selalu konversikan dalam jumlah riil agar Anda benar-benar aware.
  • Keuntungan vs. Risiko. Dalam investasi, ada ungkapan high risk, high profit. Lalu, karena takut, apakah kita hanya berinvestasi "low risk" dan "low profit" saja? Sebetulnya yang terpenting adalah seberapa besar Anda mampu menerima risiko investasi. Nah, sebelum memulai, Anda perlu tahu tujuan investasi, produk dan profil risiko Anda.
  • Menabur Benih di Lahan Subur. Investasi itu mirip bercocok tanam. Bila Anda menaburkan benih di atas lahan yang subur, niscaya akan berkembang. Artinya, tempat di mana dan bagaimana Anda menginvestasikan uang itu sangat penting.
  • Ringan Sama Dijinjing. Anda harus melakukan diversifikasi investasi. Jangan mengandalkan hanya satu jenis investasi, tetapi minimalkan risiko dengan memecah tempat investasi dan melakukan penggabungan jenis investasi agar hasilnya optimal.
  • Berjaga-jagalah. Risiko tak dapat dipisahkan dari kodrat Anda sebagai manusia. Risiko pada diri sendiri, misalnya sakit atau kematian, dan risiko atas harta atau kekayaan. Oleh karena itu, Anda harus memiliki asuransi pribadi dan dana cadangan.
Bukan Untuk Kita, tetapi Untuk yang Kita Cintai. Resep terakhir, Anda harus selalu ingat bahwa tujuan akhir asuransi tak semata untuk Anda, tetapi merupakan bentuk tanggung jawab kepada orang tercinta.



Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir

5 Cara Cerdas Redakan Stres Karena Utang



Kekhawatiran soal uang dapat memicu tekanan mental dan fisik. Utang – salah satu soal keuangan – ternyata memberikan dampak yang kurang baik pada kesehatan mental dan fisik.

“Utang adalah salah satu penyebab stres dalam hidup yang tidak dapat hilang begitu saja,” ujar Kelly McGonigal, psikolog kesehatan dari Stanford University. “Yang bahaya dari utang adalah betapa kronis dan menyerapnya hal itu, Kebanyakan penyebab stres dalam hidup – kecelakaan mobil, perceraian, kematian anggota keluarga – terjadi, kemudian selesai. Tubuh kita didesain untuk merespon keadaan darurat ini, lalu bangkit kembali. Sementara berutang uang dapat menyebabkan Anda berada di posisi tidak dapat keluar.”

Penelitian bahkan menunjukkan bahwa mereka yang memiliki utang, pada umumnya membutuhkan perawatan kesehatan yang lebih. “Utang tak hanya buruk untuk kesehatan secara keseluruhan: Jumlah yang Anda khawatirkan, tapi pada saat yang sama ada perasaan tak berdaya,” ujar Kelly.

Namun kunci secara emosional, psikologis dan perilaku tentang bagaimana Anda mengambil keputusan finansial menunjukan ada cara yang sehat untuk mengatur dan menghabiskan uang. Yang ternyata juga mampu mengurangi secara signifikan rasa stres yang Anda alami.

Mempunyai pemahaman yang benar tentang uang. Menurut David Krueger, seorang pelatih keuangan dan mantan psikiater di Houston, Texas, kebanyakan dari kita menggunakan uang “mengatakan” siapa kita. “Anda memberikan uang makna untuk diri Anda, dan menggunakan uang setiap hari untuk menceritakan tentang diri Anda, misalnya soal kebebasan, kekuasaan, dan bukti kesuksesan atau sebagai jalan menuju kesempatan.” Identifikasikan hubungan Anda dengan uang, lalu gali lebih dalam apa saja nilai dari uang. Tanyakan kepada diri Anda: kenapa barang bermerek yang mahal begitu penting bagi imej saya? Mengapa memiliki uang sangat penting sampai-sampai saya harus bekerja sampai tengah malam? Hati-hati dengan jawaban Anda, dan tuliskan di selembar kertas jwaban tersebut. Hal ini akan membantu Anda memiliki pemikiran yang tepat tentang uang, di mana tahap awal adalah mengambil alih kembali kendali bagaimana Anda menghabiskannya. “Begitu pikiran Anda tepat, baru Anda dapat membuat sebuah rencana untuk menyelesaikan permasalahan,” tegas David.

Mengenali bahwa utang menciptakan kebebasan semu. “Sebuah penelitian baru-baru ini menemukan bahwa orang yang stres justru ingin mengambil lebih banyak utang untuk merasa berkuasa,” ujar Kelly. Jadi, sekalipun Anda telah menghabiskan limit kartu kredit, misalnya, Anda bakal merasakan kebebasan ketika berhasil menaikan limit kartu kredit tersebut, atau justru mendapatkan kartu kredit baru. Ini berkaitan dengan persepsi jangka pendek dan jangka panjang. “Memang benar Anda menambah utang, namun anda justru merasa memiliki sumber daya yang tersedia untuk Anda, dan pemikiran itu melegakan beberapa orang,” kata Kelly. Hati-hati dengan ilusi jangka pendek ini, dan pertimbangkan biaya di jangka panjang ketika meningkatkan limit kartu kredit, menambah kartu baru, bahkan membeli sesuatu dengan kredit.

Ciptakan “otot pengendalian diri”. Roy Baumeister, seorang spikolog sosial di Florida State University, baru-baru ini mempelajari disiplin mental dengan menggelar penelitian dan menunjukan bahwa kita harus memiliki energi yang kuat untuk mengendalikan diri. Dengan kata lain, kemampuan Anda untuk menahan keinginan berbelanja lama kelamaan bisa kelelahan. Namun anda tetap bisa memberikan dorongan. “Catat semua pengeluaran harian dengan menuliskan semuanya, dan pikirkan benar-benar angka yang menjadi hasil akhir,” ujar Kelly. “dengan melakukan hal tersebut dapat secara efektif melatih, dan dengan demikian memperkuat otot pengendalian diri Anda.”

Jangan berbelanja saat sedang ‘down’. Sebuah penelitian yang dimuat pada Journal of Experimental Social Psychology, menunjukkan bahwa kita senang berbelanja barang-baranag yang dapat menaikkan status, dan membeli barang mahal dengan kredit, terutama saat ego kita terancam – hal ini bisa disebabkan berbagai hal, dari melihat berita buruk di teve, sampai tidak mendapatkan promosi dalam pekerjaan. “Penjelasan ekonomi – bahwa orang membeli barang-barang mahal karena ingin mendapatkan sinyal positif tentang diri mereka terhadap orang lain – masih belum lengkap,” ujar penulis penelitian tersebut, Niro Sivanathan, asisten profesor perilaku berorganisasi di London Business School. Walau demikian, penelitian Niro menunjukkan tindakan membeli tiket mahal adalah untuk membuat si pembeli merasa nyaman. Namun, penulis juga menemukan obatnya: Ketika partisipan merefleksikan nilai-nilai yang nmenurut mereka penting, seperti hubungan kekeluargaan, kesehatan, dan eksistensi diri, keinginan untuk membeli barang-barang bagus menurun.

Hati-hati dengan sikap masa bodoh. Istilah lain dari sikap ini adalah “violation response”, dan intinya ini adalah kecenderungan untuk berbelanja lebih banyak untuk membuat seseorang merasa lebih baik karena berutang. “Sebuah penelitian menunjukkan bahwa semakin Anda kewalahan, semakin anda merasa berbelanja dapat membuat perasaan lebih baik,” ujar Kelly. Tentu saja ini adalah lingkaran setan, karena penyesalan sesudah belanja menyebabkan stres. “Itu sebabnya sangat penting untuk memperhatikan respon Anda ketika Anda melakukan sesuatu yang tidak konsisten dengan tujuan keuangan Anda. Bila Anda lebih memperhatikan dorongan emosional, maka Anda akan dapat menahan diri untuk membelanjakan uang untuk sesuatu yang tidak Anda perlukan,” tegas Kelly.



Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir

10 Ciri Orang Bebas Utang


Bebas utang? Dalam kondisi perekonomian saat ini, menemukan orang yang bebas utang rasanya, kok, sulit, ya?

Namun menurut Len Penzo dari MoneyTalksNews.com, ada, lho, golongan tersebut. Berikut ini adalah cirinya:

  • Sangat detail. Mereka selalu memerhatikan dengan saksama kondisi keuangan mereka, dari jumlah penghasilan sampai ke mana saja pengeluaran dilakukan.
  • Utang = menggadaikan masa depan. Utang merupakan kesenangan instan di masa sekarang yang akan mengorbankan pendapatan masa depan.
  • Pragmatis. Mereka cenderung praktis. Karena serba praktis, mereka memahami nilai. Contohnya, mobil adalah alat untuk membawa dari titik A ke titik B, jadi kenapa harus beli mobil mewah?
  • Mengandalkan diri sendiri. Kebanyakan orang yang bekerja keras demi mempertahankan kehidupan dengan kebebasan keuangan, sangat percaya dengan kemampuan diri sendiri. Untuk itu, mereka berusaha hidup secukupnya, demi menabung uang sebanyak mungkin bagi masa depan.
  • Tidak gila belanja. Banyak orang yang doyan belanja, padahal tidak punya uang. Walau secara fisik tidak separah kecanduan alkohol atau narkoba, tetapi kecanduan belanja membuat orang sulit bebas utang.
  • Sabar. Mereka sabar sehingga bukan pembeli kompulsif. Kalau uang untuk membeli sesuatu tidak cukup, mereka akan menabung lagi dan menunggu.
  • Percaya diri. Mereka menolak diukur berdasarkan apa yang mereka miliki, sehingga mereka juga tak merasa mendapatkan tekanan untuk mengeluarkan uang hanya untuk mengikuti tren. Mereka paham bahwa hidup bukan soal kepemilikan dan pamer kekayaan
  • Mereka sadar kartu kredit adalah pedang bermata dua. Orang yang mampu mengendalikan keuangan tidak khawatir dengan kartu kredit. Mereka bahkan memanfaatkan keunggulan kartu kredit.
  • Percaya dengan tanggung jawab pribadi. Mereka yang bertanggung jawab secara keuangan menolak membuat alasan. Kalau mereka di-PHK, mereka tahu bahwa mereka bertanggung jawab untuk memiliki dana darurat. Kalau tidak, maka mereka tidak menyalahkan siapa-siapa, kecuali diri sendiri.
Tidak materialistis. Terdengar klise, tetapi orang yang bebas utang tahu benar bahwa uang bukan sumber utama kebahagiaan. Mereka cenderung hidup simpel, dan fokus kepada kebahagiaan keluarga ketimbang menumpuk harta dan kekayaan.



Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir

10 Cara Mengatur Keuangan Setelah Menikah


Kalau Anda baru menikah, kami ucapkan selamat. Tapi jangan terpaku menjadi raja dan ratu semalam, karena pekerjaan rumah nan sulit membentang di depan mahligai perkawinan Anda. Salah langkah bisa runyam.

"Mengelola keuangan pada saat bujangan dan menikah sangatlah berbeda," kata Devino Rizki Arfan (www.devinorizki.com), seorang perencana keuangan independen. "Sebab, setelah menikah banyak perubahan pola pikir keuangan yang harus dilakukan."

Devino menyoroti berbagai hal yang berhubungan dengan keuangan, mulai dari berbagi rekening bank, menetapkan tujuan keuangan, asuransi , dan masih banyak lagi. Dan karena uang merupakan hal yang cukup emosional – dan salah satu penyebab utama perceraian – keberhasilan pernikahan Anda juga  ditentukan oleh kebiasaan keuangan yang Anda dan pasangan bangun sejak awal.

Untuk membangun permulaan yang baik, Devino membagi 10 langkah jitunya:

Mulai Menabung. Anda mungkin telah menghabiskan seluruh tabungan untuk melangsungkan pernikahan. Nah sekarang waktunya untuk membangun kembali. Sebagai awal, kumpulkan paling tidak sebanyak 6 bulan pengeluaran bulanan sebagai dana darurat. Selain itu mulai juga perencanaan pensiun Anda dari tempat kerja dengan menginvestasikan uang dalam portofolio yang terdiversifikasi sesuai dengan tujuan keuangan keluarga.

Ucapkan selamat tinggal pada rekening terpisah. Ketika telah menikah, uang bukan milikmu atau milikku, tapi milik berdua. Buatlah satu rekening giro atau tabungan untuk tujuan keuangan bersama.

Perbarui penerima manfaat. Ubah semua penerima manfaat pada polis asuransi, program pensiun, reksadana, dan surat berharga lainnya dengan nama pasangan Anda. Hal ini sebenarnya tidak mutlak dilakukan, terutama apabila Anda dan pasangan belum mempunyai anak. Namun terkadang sangat diperlukan, terutama apabila Anda tidak punya orang lain lagi untuk dipercaya.

Utang. Jika pasangan Anda belum tahu menahu tentang utang Anda, hal tersebut lebih baik dibicarakan. Dengan demikian Anda dapat memutuskan bagaimana Anda berdua akan melunasi pinjaman tersebut

Cari tahu ke mana uang Anda habis. Anda dan pasangan perlu bekerja sama untuk melacak pengeluaran keluarga. Lebih mudah untuk melakukan evaluasi dan mencapai tujuan keuangan bila Anda mengerti dengan saksama kemana saja uang dihabiskan dan bagaimana pola pengeluaran.

Buat kesepakatan tentang pengeluaran keluarga. Seperti layaknya lajang, Anda berdua pasti telah mendapatkan dan menghabiskan uang selama bertahun-tahun tanpa berkonsultasi pada siapa pun. Sayangnya hari-hari tersebut akan berakhir setelah menikah. Bisa dicoba untuk mendiskusikan dengan pasangan tentang pendekatan dan kebiasaan Anda untuk menangani uang. Apakah satu orang pemboros dan satu lagi hemat? Buatlah aturan untuk menangani perbedaan, mungkin menetapkan batas pengeluaran bulanan untuk setiap orang atau menjanjikan untuk menyimpan sejumlah tertentu setiap bulan untuk mencapai suatu tujuan bersama.

Prioritaskan pembelian. Bagian dari menikah berarti bersama-sama memutuskan bagaimana membelanjakan uang Anda. Buatlah daftar pembelian yang akan datang – biaya sekolah anak, rumah, mobil, furnitur ruangan atau hewan peliharaan - dan memprioritaskan mereka daripada pengeluaran lain.

Konsolidasi kartu kredit Anda. Hindari memiliki kartu kredit lebih dari yang Anda butuhkan. Hal ini juga membuat lebih mudah untuk melacak pengeluaran rumah tangga.

Beli asuransi jiwa. Jika pendapatan Anda berdua dipakai untuk membayar pengeluaran bulanan Anda - dan sebagian besar pasangan melakukan - pastikan Anda berdua memiliki asuransi jiwa yang cukup untuk saling melindungi. Hal ini mutlak dilakukan apabila Anda berdua sudah mempunyai tanggungan, misalnya anak atau orang tua.

Mengatur dokumen. Pastikan Anda berdua tahu di mana dokumen penting disimpan. Ini termasuk akte kelahiran dan pernikahan, kartu Jaminan Sosial, bank dan informasi rekening investasi, dan catatan pajak. Hal ini memudahkan kita untuk mencari dokumen tersebut saat dibutuhkan.



Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir

Tanda-Tanda Anda Terjebak Hutang


Mengakui bahwa Anda terlilit utang ternyata bukan hal yang simpel. Mungkin karena gengsi – bagi banyak orang dan budaya berutang dianggap hal yang tidak layak, atau memang karena Anda merasa benar-benar tidak punya masalah dengan utang yang menggunung.

Kenyataannya, semakin lama Anda menolak mengakui memiliki masalah dengan utang, semakin dalam Anda tenggelam di kubangan utang. Sehingga, pada saat utang menggunung, Anda pun tenggelam di bawahnya. Pada saat itu justru jalan-jalan yang bisa meringankan beban utang Anda seakan buntu.

Coba baca daftar di bawah ini. Bila kebanyakan jawaban Anda ‘Iya’, maka Anda sudah terjebak di kubangan utang, dan segeralah mencari pertolongan:
  1. Tagihan kartu kredit Anda membumbung tinggi sementara penghasilan Anda berkurang.
  2. Anda hanya mampu membayar tagihan minimum utang kartu kredit, atau bahkan di bawah minimum.
  3. Anda mulai berakrobat dengan membuka utang baru untuk menutupi utang lama.
  4. Anda punya banyaksekali kartu kredit.
  5. Tagihan semua kartu kredit sudah mendekati limit atau bahkan over limit.
  6. Penggunaan kartu kredit Anda tiap bulan melebihi apa yang bisa Anda bayar.
  7. Anda sengaja lembur bekerja atau mencari pekerjaan sampingan untuk melunasi utang.
  8. Anda tidak tahu berapa jumlah utang Anda, dan tidak mau tahu.
  9. Anda mulai menerima panggilan telepon dari penagih atau surat peringatan dari kreditur.
  10. Anda memakai kartu kredit untuk membeli kebutuhan pokok seperti makanan dan bensin, bukan karena kenyamanan dan keamanan, melainkan tidak punya uang tunai.
  11. Anda mulai membongkar tabungan.
  12. Anda berbohong kepada pasangan tentang harga barang yang Anda beli.



Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir

Fakta di Balik 4 Mitos Keuangan


Fakta yang dibeberkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beberapa waktu lalu, bahwa orang Indonesia masih banyak yang belum melek keuangan, bakal semakin mengenaskan.

Pasalnya, mereka yang mengaku melek keuangan dan terekspos kepada sistem perbankan, yaitu mereka yang memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan bank, ternyata masih tidak terlepas dari yang namanya mitos keuangan.

Kurangnya pengetahuan dan salah memahami soal keuangan adalah alasan mengapa mitos-mitos keuangan sedemikian dipercaya. Apalagi kebanyakan pendidikan keuangan diperoleh dari keluarga, yang runyamnya, turut mempercayai mitos-mitos tersebut. Akibatnya, kesalahan berlangsung selama bertahun-tahun, bahkan dari generasi ke generasi.

Apa saja, sih mitos keuangan yang sering dipercayai? Simak ini:

Bank adalah tempat terbaik untuk menyimpan uang. Bagi mereka yang memiliki akses perbankan, bank dipercayai sebagai satu-satunya tempat untuk menyimpan uang. Alasannya, bank adalah tempat yang aman untuk menyimpan uang. Dibanding menyimpan uang dibawah kasur tempat tidur Anda, tentu bank lebih aman secara fisik. Setidaknya, kalau kena banjir atau kebakaran, uang Anda lebih aman dari kalau disimpan di bawah kasur di rumah. Tetapi, bila dipandang dari nilainya, ternyata sama saja, entah Anda menyimpan uang di bank atau di bawah kasur. Pasalnya, menabung di bank membuat Anda kehilangan uang sedikit demi sedikit karena suku bunga yang sedemikian rendah, sehingga tidak bisa mengimbangi laju inflasi. Belum lagi aturan bahwa tabungan terkena pemotongan pajak. Hal ini berbeda pada zaman orang tua di era 70-80an, di mana suku bunga perbankan, terutama untuk deposito, masih mampu melawan laju inflasi. Tapi tidak demikian halnya sekarang.

Uang yang ditabung adalah uang yang kelak dinikmati. Banyak orang percaya bahwa menabung dan mengumpulkan uang akan membuat mereka kaya. Namun menurut Steve Siebold, penulis buku How Rich People Think, hal itu tidak benar. “Kunci menuju kekayaan adalah pendapatan,” ujar Steve. “Orang lebih banyak memerhatikan porsi pengeluaran di bujeting mereka. Padahal, kurangnya pendapatan yang justru membuat banyak orang dalam masalah keuangan.” Jadi kuncinya bukan hanya mengurangi kunjungan ke kafe, tapi dengan mencari pekerjaan yang memberikan pendapatan besar, atau mencari pekerjaan sampingan, atau, mengusahakan anggota keluarga – seperti istri – agar dapat turut memiliki penghasilan. Gabungan dari berbagai penghasilan tersebut yang kelak baru bisa Anda nikmati. Lagipula, menurut Steve, dikutip dari Bankrate, kekayaan adalah proses non linear dan datang dari mengembangkan ide untuk menyelesaikan masalah.


Rumah adalah investasi terbaik. Kalau Anda punya uang sangat banyak, rumah atau properti bisa menjadi aset investasi yang baik. Masalahnya, menurut Marco Robinson, penulis buku Close the Deal and Suddenly Grow Rich, harga rumah di Indonesia saat ini sudah terlalu mahal. “Harga rumah di Jakarta sudah tidak masuk akal,” ungkap Marco. “Karena kebanyakan orang yang membeli rumah adalah para spekulan.” Marco menjelaskan bahwa ini merupakan situasi yang berbahaya, di mana kondisinya sudah terjadi bubble atau gelembung lantaran harga yang tidak wajar, tinggal menunggu sampai meletus. “Saat gelembung meletus, harga rumah akan berjatuhan, dan para spekulan akan merugi dalam jumlah yang luar biasa,” jelas Marco. “Contohnya saja yang terjadi di AS saat kejatuhan sub prime mortgage, di mana tak ada orang yang mengira hal itu bisa terjadi, ternyata terjadi.”

Bayar tunai dan menggunakan kartu debit adalah yang terbaik. Sungguhkah demikian? Memang betul, jka Anda mengunakan uang tunai dan kartu debit, maka Anda tidak akan bisa berbelanja di luar kemampuan. Namun, Anda bakal kehilangan kesempatan untuk memperoleh diskon-diskon dan fasilitas menarik yang ditawarkan oleh kartu kredit dan merchant-merchantnya. Yang terpenting sebetulnya bukan menghindari penggunaan kartu kredit, melainkan disiplin dalam pengunaannya. Bila Anda disiplin, maka suku bunga tinggi tidak bakal sempat dikenakan kepada Anda – karena Anda selalu melunasi tagihan sebelum bunga dikenakan, poin kredit Anda baik, serta Anda tetap bisa menikmati fasilitas-fasilitas unggulan yang ditawarkan kartu kredit. 



Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir

S5 untuk Wirausahawan


 
Jangan salah, ini bukan gelar akademis, tapi sebuah produk laptop dari Acer. Lalu, apa kiranya yang membuatnya cocok bagi wirausahawan?

Kecepatan. Seorang wirasusahawan membutuhkan komputer yang bisa diandalkan. Keperluan mereka banyak dan beragam, mulai dari yang ringan seperti membuat pembukuan, hingga merancang sebuah presentasi interaktif. Ini sebabnya komputer berperforma cepat diperlukan. Acer Slim Aspire S5 sepertinya cukup cepat, sejak ia dijejali prosesor Intel Core i7 terbaru, memori 4 GB DDR3, serta kartu grafis Intel HD Graphics 4000. Spesifikasi ini cukup untuk merealisasikan ide-ide kreatif seorang wirausahawan.

Ergonomis. Komputer Anda boleh canggih, tapi jika bentuknya seperti talenan raksasa dan berat, ini sama sekali tidak menarik. S5 memiliki bentuk yang ramping. Sekilas, ia menyerupai MacBook Air, hanya saja tidak berwarna perak. Secara spesifik, ia punya ketebalan 11 mm, dengan bobot 1,2 kg. Cukup ringan untuk dibawa kemana-mana, cukup tipis untuk menyusup ke dalam tas apapun. Untuk monitor, S5 pakai layar 13,3” Inci yang lebar, hingga tidak cepat membuat mata lelah.

Kekuatan. Wirausahawan biasanya seorang pekerja tangguh. Ini menciptakan tuntutan atas perangkat komputer yang kuat dan tahan lama. S5 memakai material alumunium brush dan tekstur metal pada bodinya. Ini sedikit melegakan dan terkesan kokoh. Soal daya tahan, Acer mengklaim batere S5 bisa tahan hingga 6,5 jam, atau 80 hari dalam mode stand by. Ini menarik, tinggal dibuktikan saja.

Koneksi. Kita tidak bisa menawar soal ini, karena wirausahawan pastilah orang yang mobile. S5 diklaim dapat terkoneksi dengan internet dalam 2,5 detik berkat teknologi Thunderbolt. Ini cukup cepat untuk komputer jinjing. Lalu, mereka juga sudah pakai USB 3.0. Apa ini? Ini penerus USB 2.0 yang sering Anda lihat dimana-mana. Kelebihannya ada pada kecepatan transfer data yang mencapai 10 kali lipat. Port HDMI, yang kini sudah menjadi standar laptop, juga tertanam di badan S5.

Bonus. S5 punya desain unik terkait lokasi port-port yang ada. Mereka menyebutnya MagicFlip, karena ia bisa membuat ragam port tadi tidak terlihat. Dan yang kedua - percaya atau tidak, mereka punya alarm! Alarm ini akan berbunyi ketika laptop terdeteksi meninggalkan area wi-fi yang sudah diatur sebelumnya. Ini cukup inovatif. Dan, siapa, sih, wirausahawan yang mau rugi kehilangan laptop?



Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir

Disiplin, Kunci Sukses Berwirausaha


Banyak yang mengatakan bahwa berwirausaha itu layaknya naik roller coaster: Naik dan turun, melaju dalam berbagai kecepatan, baik cepat maupun lambat, kadang di atas, kadang di bawah.

Dan saat berhenti, para wirausaha pucat pasi, merasa seolah-olah darah mereka tercecer di sepanjang jalur roller coaster tersebut. Menegangkan, sekaligus mengasyikkan.

Nah, saking asyik berkutat sebagai pengusaha, kerap kali Anda lebih sibuk mencari uang tanpa mempedulikan hal-hal yang seharusnya Anda mulai lakukan, atau bahkan yang menjadi hak Anda. Padahal, mumpung perusahaan masih kecil, inilah saat yang tepat bagi Anda untuk berdisiplin.

Berikan upah kepada diri Anda. Nyatanya, para wirausaha cenderung mengabaikan apresiasi kepada diri sendiri dalam bentuk uang. Padahal, Anda sudah bekerja, maka Anda layak digaji. Tak usah dalam jumlah yang bombastis, namun paling tidak mencukupi kebutuhan dan gaya hidup Anda sebelum mulai berwirausaha. Targetkan kenaikan gaji Anda pula, sehingga Anda semakin bersemangat. Sebaliknya, pada saat perusahaan mendapatkan penghasilan yang besar, dengan sistem ini Anda tidak tergoda untuk menghambur-hamburkannya karena tahu ‘hak’ Anda hanyalah sebesar gaji. Ya, mungkin bisa sedikit Anda tambah dengan bonus. Tetapi intinya, menggaji diri sendiri, sekalipun itu adalah perusahaan Anda, akan mendisiplinkan Anda sebagai wirausaha.

Pisahkan uang Anda dan perusahaan. Yang kerap terjadi, para wirausaha lalai membuat sistem keuangan perusahaan. Pikir mereka, ‘Toh, usahanya masih kecil.’ Padahal, memiliki sistem keuangan sejak perusahaan masih kecil akan menumbuhkan kedisiplinan di masa mendatang. Uang perusahaan pun tak akan bercampur dengan uang pribadi, dan sebaliknya, sehingga kinerja perusahaan dapat terlihat dengan nyata. Kalaupun ada uang pribadi yang terpakai perusahaan, buat catatan dan masukkan sebagai utang perusahaan. Sebaliknya, kalau Anda yang memakai uang perusahaan, juga buat catatan dan jadikan sebagai piutang perusahaan.

Asetku, asetmu. Dalam memulai sebuah usaha, wajar saja kalau Anda menggunakan aset pribadi sebagai pendukung awal. No problem. Tetapi yang Anda harus ingat adalah Anda harus selalu membuat catatan aset, berapa pun kecilnya. Bila pada akhirnya Anda merelakan aset tersebut menjadi milik perusahaan, lakukan pembaruan pada daftar aset.



Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir

Apa Model Usaha Anda?


Dalam berwirausaha, Anda harus bisa menentukan positioning model usaha Anda.

Di bawah ini adalah beberapa jenis model usaha yang banyak digeluti oleh para wirausahawan, yang bisa memberi inspirasi kepada Anda untuk menentukan jenis usaha Anda.

Creator, produsen barang. Model ini membutuhkan pengetahuan, keahlian, dan tentu saja, passion untuk menciptakan suatu produk. Karena tergolong industri kreatif, maka Anda membutuhkan banyak ide untuk bisa menciptakan suatu produk yang mampu menembus pasar. Orang-orang yang menggeluti bisnis ini biasanya memang kreatif, dan memiliki hobi yang digeluti secara konsisten.

Product sales. Inilah model usaha yang paling mudah. Anda tidak perlu memikirkan bagaimana memproduksi barang. Yang perlu Anda fokuskan adalah mencari produsen barang. Model usaha ini mencari keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual. Ingat, semakin terkenal produk yang Anda pasarkan, maka pasarnya akan semakin luas. Karena itu, carilah produsen yang memiliki produk yang sudah terkenal.

Jasa. Jika Anda memiliki keahlian di bidang servis AC atau sepeda motor, maka membuka usaha bengkel AC atau sepeda motor adalah model usaha yang tepat untuk Anda. Jika tak punya tempat luas untuk ruang bengkel, Anda bisa mulai dengan sistem pelayanan panggilan. Yang pasti, Anda harus memiliki “senjata” untuk membantu pelayanan Anda



Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir

Agar Langgeng Bisnis Bersama teman


Sudah tidak dapat dipungkiri kenyataan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Artinya, manusia membutuhkan orang lain untuk hidup. Dan kebutuhan akan orang lain itu terwujud dalam bentuk kepercayaan.

Berbisnis tentu takkan terlepas dari kepercayaan. Kepercayaan yang bisa dibangun oleh dua orang – atau lebih – yang memiliki kesamaan cara pandang, ide, serta saling melengkapi kekurangan dan kelemahan masing-masing, dan kepercayaan itu sendiri.

Sayangnya, yang seringkali terjadi adalah kepercayaan masing-masing partner bisnis di kemudian hari bakalan semakin menipis, bahkan hilang sama sekali. Umumnya hal itu terjadi karena ego masing-masing pihak, serta lalai membuat aturan main bersama sejak awal bisnis dibangun. Akibatnya, bisnis hancur, dan karyawan yang menggantungkan diripada perusahaan, terpaksa kehilangan pekerjaan.

Simak berbagai tip berikut agar berbisnis dengan teman sebagai partner bisnis bisa langgeng dan dapat semakin maju:

Bicarakan sejak awal. Salah satu kesalahan dalam berbisnis bersama teman adalah prinsip kumaha engke alias bagaimana nantinya saja. Padahal, membicarakan banyak hal sejak awal adalah kunci agar masing-masing pihak mengetahui rambu-rambu yang telah ditetapkan bersama.

Permodalan. Hal ini tentu hal penting. Tapi yang tak kalah penting adalah bagaimana cara modal itu akan dikumpulkan. Pertanyaan ini berhubungan dengan soal pembagian keuntungan di kemudian hari, tata cara pembelian saham perusahaan, dan sebagainya.

Bagi tugas. Lima orang brilian dengan ide-ide cemerlang, bekerja di satu bidang, tentu bukan langkah pintar. Sejak awal harus ditentukan fungsi masing-masing orang sesuai dengan kompetensi, atau tantang partner bisnis untuk belajar hal baru yang dapat mendukung bisnis baru tersebut, sehingga masing-masing partner punya learning curve yang sedikit banyak sama.

Tenaga ahli. Kalau langkah di atas tidak berhasil, tak ada salahnya untuk merekrut tenaga ahli. Yang terpenting adalah membangun sistem pelaporan dan pengawasan untuk mencegah manipulasi di kemudian hari oleh tenaga ahli. Lebih bagus lagi kalau seiring berjalannya waktu Anda dan partner bisnis mempelajari hal itu juga.



Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir

10 Tip Memulai Usaha Kecil dan Meraih Sukses


Kalau Anda melihat Bill Gates atau Mark Zuckenberg, pasti Anda tergiur dengan kekayaan mereka yang luar biasa. Tapi sadarkah Anda, bahwa mereka juga memulai semuanya dari usaha kecil mereka. Dan tak satupun dari mereka yang menduga bakal mencetak keberhasilan seperti sekarang.

Perusahaan pemula yang berubah menjadi perusahaan sukses bernilai miliaran bahkan triliunan, dalam dunia bisnis tak bedanya dengan pemenang lotere. Meletakkan semua uang Anda dan berharap mendapatkan jackpot, Anda justru bakalan terpuruk.

Berikut 10 aturan untuk memulai usaha kecil. Daftar ini lebih untuk membuat Anda menyadari kenyataan yang ada, ketimbang gila-gilaan mengejar impian terdahsyat Anda dalam berbisnis.

Lebih realistis. Saat membuat model bisnis, coba lihat ke sekeliling dan cari contoh sukses dari model bisnis yang Anda kehendaki, lalu pelajari. Bila Anda tak dapat menemukan, entah Anda yang luar biasa jenius, atau model bisnis Anda tidak bakal berhasil di dunia nyata.

Jangan menginvestasikan uang sendiri. Karena kebanyakan bisnis adalah perjalanan yang berisiko, carilah partner. Jadi, jika semuanya tidak berjalan semua rencana, Anda tidak bakal bangkrut karena dana start-up tadi, dan tidak dikejar utang.

Perbudak diri sendiri. Jika Anda tidak bersedia bekerja keras, lembur, melupakan keuntungan pribadi dan kesehatan, maka wirausaha bukan untuk Anda. Pada awalnya, Anda pasti tidak akan mampu membayar karyawan, sekalipun karyawan yang murah. Jadi, karyawan Anda, adalah Anda sendiri.

Hargai waktu. Beri nilai uang pada waktu Anda, misalnya Rp20 ribu perjam. Ini akan membantu saat Anda harus mengambil keputusan: Bila sebuah toko mengenakan biaya Rp10 ribu untuk pengiriman setiap minggu, dan Anda membutuhkan waktu 2 jam untuk pergi ke toko tersebut sendiri, maka bayar terus ongkos kirim dari perusahaan tersebut, karena lebih murah. Ini mungkin bertentangan dengan aturan ke 3, tapi bahkan budak sekalipun juga memiliki nilai ekonomi.

Rekrut karyawan dengan baik. Tanpa memedulikan ukuran usaha Anda, pada akhirnya Anda akan merekrut karyawan dari luar. Untuk itu, lakukan proses rekrutmen dengan hati-hati, tanpa tergesa-gesa, dan perlakukan hal tersebut sepenting saat Anda memulai usaha. Sangat disayangkan sikap pemilik usaha yang punya visi untuk usahanya, tapi merekrut karyawan yang justru menghalanginya meraih visi tersebut.

Jual kelebihannya, bukan harganya. Saat Anda memulai usaha, sudah sewajarnya Anda frustasi memasarkannya.Tapi, jika Anda bersaing pada harga, Anda pada akhirnya kan menjual dengan harga pas-pasan atau bahkan di bawah modal. Kuasai keahlian berkomunikasi dengan pelanggan, untuk menjelaskan bahwa harga produk Anda lebih tinggi karena memiliki nilai yang lebih baik.

Ketahui angka dasar. Mengetahui berapa banyak uang yang Anda butuhkan untuk menjalani usaha – mulai dari sewa toko, listrik, asuransi karyawan, sampai harga tinta printer, kertas, dan pajak. Lalu bagi semua itu dengan berapa hari dalam setahun Anda akan buka, dan… itulah angka dasar – jumlah minimum pendapatan yang Anda butuhkan setiap hari. Jika Anda tidak pernah berpikir tentang angka dasar, coba pikir ulang.

Gunakan teknologi terbaru. Teknologi anyar seperti aplikasi dan penyimpaanan data dengan cloud technology sangat murah dan membuat perusahaan kecil dapat bersaing dengan perusahaan besar. Manfaatkan teknologi rendah biaya yang ada di pasaran.

Perlakukan vendor dengan baik. Perlakukan vendor dan suplier Anda sebaik mungkin, seperti halnya Anda memperlakukan para pelanggan. Mereka bisa saja memberikan diskon berdasarkan besarnya volume pemesanan Anda, atau bahkan demi menjaga hubungan baik, serta berharap ada peningkatan volume di masa mendatang. Hubungan yang baik membuat mereka juga dapat memahami keterlambatan pembayaran, bahkan memberikan pengiriman gratis.

Jadilah yang terbaik. Anda tidak boleh setengah-setengah.Setiap hal yang Anda lakukan untuk klien harus lah yangterbaik. Apapun yang Anda buat dan jual, haruslah yang terbaik. Lakukan itu terus menerus, dan kekuatan word of mouth akan menyebar.



Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir

Kunci Sukses Memulai Bisnis untuk Pemula



Tren berwirausaha semakin santer terdengar. Di mana-mana muncul ajakan untuk meninggalkan status karyawan menjadi pengusaha. Berbagai seminar dan buku-buku tentang wirausaha pun semakin laris di pasaran.  Semakin banyak pula yang tergelitik memulainya.

Ada yang dengan mulus dan sukses, namun ada pula yang jatuh saat mulai melangkah, dan akhirnya kembali lagi menjadi karyawan.

Menjadi pengusaha memang menyenangkan. Anda tidak lagi terikat oleh jam kerja rutin yang mengharuskan Anda berangkat pagi dan pulang sore setiap hari. Dengan menjadi pengusaha, Anda bisa mengatur sendiri waktu kesibukan dan liburan Anda.

Anda yang berminat beralih menjadi pengusaha, ada baiknya memahami dahulu apa saja yang harus Anda persiapkan agar tidak gagal.

Mulailah saat masih menjadi karyawan. Jika saat ini Anda masih menyandang status karyawan, jangan buru-buru memutuskan berhenti dari pekerjaan itu. Namun, mulailah merintis bisnis Anda. Ingat, untuk berbisnis Anda membutuhkan uang. Sisihkanlah dari gaji Anda untuk membiayai usaha Anda. Ketika bisnis Anda sudah benar-benar menghasilkan keuntungan yang membuat Anda tak lagi bergantung kepada gaji, itulah saat yang tepat untuk keluar dari pekerjaan Anda.

Jual yang Anda suka. Banyak pegawai bank yang sukses membuka bengkel motor. Atau, politikus yang sukses dengan bisnis kulinernya. Dalam bisnis, passion memainkan peran penting. Mulailah berbisnis tentang sesuatu yang Anda suka dahulu. Jika Anda suka memancing, mungkin Anda akan sukses jika membuka toko peralatan pancing.

Jangan sambilan. Tidak ada bisnis sukses yang dijalan sebagai sambilan. Meskipun Anda tergolong pemula dalam bisnis, bukan berarti Anda tidak bisa profesional untuk mengelolanya. Pelajari bisnis Anda, lakukan riset, buat perencanaan dan diskusikanlah dengan orang-orang yang profesional di bidang itu. Rutinitas pekerjaan di kantor bukanlah alasan Anda tidak memiliki waktu untuk menjalankan bisnis Anda. Ingat, dalam bisnis yang dibutuhkan adalah keseriusan. Jika Anda serius menjalani, maka hasilnya pun akan “serius”.



Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir