Sablon Kaos
pertama kali ditemukan di China, pada zaman Dinasti Song (960 – 1279
CE). Jepang dan negara – negara Asia lainnya mengadopsi metode cetak ini
dan mengembangkannya dengan memadukannya dengan penggunaan teknik cetak
lainnya.
Sablon Kaos
pertama kali dikenalkan ke negara Eropa Barat setelah beranjak dari
Asia pada akhir tahun 1700an, tetapi tidak terlalu dikenal baik di sana.
Sablon kaos mulai dikenal sejak kain sutera mulai banyak digunakan di pasar. Sablon Kaos tersebut digunakan untuk menghias kain sutera.
Di dunia teknologi industri, penyablonan pada akhirnya diadopsi oleh para seniman sebagai suatu solusi atas biaya pencetakan yang mahal. Sablon adalah solusi praktis dan murah untuk melakukan pencetakan secara berulang – ulang. Penyablonan, sekarang cukup terkenal, baik dalam dunia seni, maupun pencetakan secara komersial, dan seringkali digunakan untuk mencetak gambar pada bahan kaos, topi, CD, DVD, keramik, kaca, polyetilen, polypropile, kertas, logam, dan kayu.
Sablon selain sebagai alat cetak komersial, juga merupakan seni. Sekumpulan seniman sablon, kemudian mendirikan Perkumpulan Serigrafi Nasional (National Serigraphic Society), yang merupakan awal dikenalnya nama Serigrafi pada tahun 1930, untuk membedakan antara para seniman yang berkarya di bidang seni dengan menggunakan penyablonan, dengan mereka yang bergerak di bidang sablon industri komersial. Serigrafi sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu “Seri” (sutra), dan bahasa Yunani “graphein” (menulis atau menggambar).
Seorang seniman bernama Andy Warhol merupakan salah satu nama yang berjasa besar dalam memperkenalkan teknik penyablonan yang berkaitan dengan istilah serigrafi tersebut, terutama di wilayah Amerika Serikat. Warhol sangat dikenal dengan karyanya pada tahun 1962, yaitu pembuatan gambar Marilyn Monroe yang dicetak dengan menggunakan warna – warna yang mencolok.
Seorang wirausahawan, seniman, sekaligus investor dari Amerika bernama Michael Vasilantone, mengembangkan suatu mesin penyablonan untuk lebih dari satu warna serta mematenkannya pada tahun 1960. Mesin penyablonan tersebut diproduksi untuk mencetak logo dan tulisan – tulisan pengenal untuk baju – baju pada klub bowling, tetapi pada akhirnya lebih diarahkan sebagai suatu solusi baru dalam mencetak print kaos. Paten yang diajukan oleh Vasilantone, tanpa membutuhkan waktu yang lama, akhirnya dikabulkan oleh berbagai pengusaha, dan pada akhirnya, mesin sablon baju tersebut menjadi salah satu mesin paling populer dalam dunia industri penyablonan. Sekarang, lebih dari 50% kegiatan pencetakan print kaos di Amerika Serikat dan seluruh dunia menggunakan teknik sablon baju.
Sablon Kaos di patenkan di Inggris
Sablon Kaos pertama kali dipatenkan di Inggris oleh Samuel Simon pada tahun 1907. Awalnya, penyablonan digunakan sebagai metode untuk melakukan pencetakan pada kertas dinding (wallpaper), pencetakan sprei, sutra, atau bahan – bahan kain lainnya yang memiliki kualitas tinggi.Di dunia teknologi industri, penyablonan pada akhirnya diadopsi oleh para seniman sebagai suatu solusi atas biaya pencetakan yang mahal. Sablon adalah solusi praktis dan murah untuk melakukan pencetakan secara berulang – ulang. Penyablonan, sekarang cukup terkenal, baik dalam dunia seni, maupun pencetakan secara komersial, dan seringkali digunakan untuk mencetak gambar pada bahan kaos, topi, CD, DVD, keramik, kaca, polyetilen, polypropile, kertas, logam, dan kayu.
Sablon selain sebagai alat cetak komersial, juga merupakan seni. Sekumpulan seniman sablon, kemudian mendirikan Perkumpulan Serigrafi Nasional (National Serigraphic Society), yang merupakan awal dikenalnya nama Serigrafi pada tahun 1930, untuk membedakan antara para seniman yang berkarya di bidang seni dengan menggunakan penyablonan, dengan mereka yang bergerak di bidang sablon industri komersial. Serigrafi sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu “Seri” (sutra), dan bahasa Yunani “graphein” (menulis atau menggambar).
Seorang seniman bernama Andy Warhol merupakan salah satu nama yang berjasa besar dalam memperkenalkan teknik penyablonan yang berkaitan dengan istilah serigrafi tersebut, terutama di wilayah Amerika Serikat. Warhol sangat dikenal dengan karyanya pada tahun 1962, yaitu pembuatan gambar Marilyn Monroe yang dicetak dengan menggunakan warna – warna yang mencolok.
Seorang wirausahawan, seniman, sekaligus investor dari Amerika bernama Michael Vasilantone, mengembangkan suatu mesin penyablonan untuk lebih dari satu warna serta mematenkannya pada tahun 1960. Mesin penyablonan tersebut diproduksi untuk mencetak logo dan tulisan – tulisan pengenal untuk baju – baju pada klub bowling, tetapi pada akhirnya lebih diarahkan sebagai suatu solusi baru dalam mencetak print kaos. Paten yang diajukan oleh Vasilantone, tanpa membutuhkan waktu yang lama, akhirnya dikabulkan oleh berbagai pengusaha, dan pada akhirnya, mesin sablon baju tersebut menjadi salah satu mesin paling populer dalam dunia industri penyablonan. Sekarang, lebih dari 50% kegiatan pencetakan print kaos di Amerika Serikat dan seluruh dunia menggunakan teknik sablon baju.
Macam - macam Teknik Sablon Baju
Sekarang ini sablon baju sudah semakin berkembang lagi, khususnya untuk industri print kaos. Tersedianya grosir print kaos murah yang dijual di pasaran membuat semua orang bisa membikin kaos sablonnya sendiri. Alternatif pembuatan kaos sablon bukan hanya terbatas pada sablon manual dengan berbagai variasinya seperti glitter, flocking, glow in the dark, atau high density, dan lain sebagainya, namun juga merambah ke dunia digital. Sablon manual, sablon digital, dan teknologi printer direct to garment (DTG) merupakan perkembangan dari proses cetak sablon. Teknologi ini terus berkembang, dan teknik-teknik print kaos baru setiap hari terus ditemukan.Karya John Ady Susilo Tenaga Pendidik SDN4 Bayung Lencir
0 Responses So Far: